HARGA JUAL
Ø Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah
kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan
harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal.
·
Hansen dan
Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau
jasa yang dijual atau diserahkan”.
·
Menurut
Mulyadi (2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh
ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah
mark-up”.
Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang
diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh
perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah
dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang
tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga
tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
Ø Sasaran Penetapan Harga Jual
Para pemasar berusaha untuk mencapai
sasaran tertentu melalui komponen-komponen penetapan harga. Beberapa perusahaan
mencoba untuk meningkatkan keuntungan dengan menetapkan harga rendah untuk
menarik bisnis baru. Menurut Boone dan
Kurtz (2002:70).
Ada empat kategori dasar atau sasaran
penetapan haga, yaitu:
1) Profitabilitas
2) Volume
3) Tingkat kompetisi
4) Pretise
1) Sasaran
profitabilitas
Sebagian besar perusahaan mengejar
sejumlah sasaran profitabilitas dalam strategi penetapan harganya. Para pemasar
mengerti bahwa laba diperoleh dari selisih pendapatan dan beban. Dan juga
pendapatan merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual. Berbagai
teori ekonomi mendasari prinsip maksimalisasi keuntungan (profit
maximization). Akan tetapi pada kenyatannya prinsip ini masih sulit
diterapkan. Maka banyak perusahaan beralih pada sasaran profitabilitas yang
lebih sederhana, yaitu Target Return Goal, dimana perusahaan menetapkan
harga dengan tingkat profitabilitas yang diinginkan sebagai pengembalian
finansial atas penjualan ataupun investasi.
2) Sasaran
volume
Pendekatan yang lain dalam strategi
penetapan harga disebut maksimalisasi penjualan (sales maximization),
para manajer menetapkan tingkat minimum profitabilitas yang dapat diterima dan
kemudian menetapkan harga yang akan mengahasilkan volume penjualan tertinggi
tanpa menyebabkan laba turun di bawah level itu. Strategi ini memandang ekspansi
penjualan sebagai suatu prioritas yang lebih penting bagi posisi persaingan
jangka panjang perusahaan daripada laba jangka pendek.
3) Tingkat
Kompetisi
Sasaran penetapan harga ini hanyalah
untuk menyamakan harga dengan pesaing. Jadi perusahaan berusaha untuk
menghindari perang harga dengan tidak menekankan elemen harga dari bauran
pemasaran dan memfokuskan usaha persaingannya pada variabel selain harga
seperti menambah nilai, meningkatkan kualitas, mendidik konsumen, dan
menciptakan hubungan. Pengaruh harga pada prestise membuat sebuah harga menjadi
relatif tinggi untuk mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas dan
eksklusivitas. Para pemasar menetapkan sasaran tersebut karena mereka mengakui
peran harga dalam mengkomunikasikan citra suatu perusahaan dan produk-produknya.
Ø Strategi Penentuan Harga Jual
Harga yang ditentukan untuk sebuah
produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba.
Perusahaan menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu
biaya produksi, suplai persediaan, dan harga persaingan.
v Penentuan
harga berdasarkan biaya produksi
Pada strategi ini, perusahaan
menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk
memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan. Jika metode ini
digunakan, perusahaan harus mencatat semua biaya yang melengkapi produksi
sebuah produk dan diupayakan agar harga tersebut dapat menutupi semua biaya
tersebut. Sebuah strategi harga harus menghitung skala ekonomis. Bagi produk
atau jasa yang berada di dalam skala ekonomis, harga harus cukup rendah agar
dapat mencapai volume tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi
mengalami penurunan.
v Penentuan
harga berdasarkan suplai persediaan
Pada
umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus mengurangi
persediaan.
v Penentuan
harga berdasarkan harga pesaing
Penentuan harga berdasarkan harga
pesaing dibagi atas tiga yaitu :
a)
Penentuan harga penetrasi : dimana perusahaan menentukan harga yang lebih
rendah dari harga pesaing agar
dapat menembus pasar. Keberhasilan penentuan harga penetrasi tergantung pada
seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga dan juga perusahaan
tidak perlu menggunakan strategi ini bila produknya tidak elastis terhadap
harga karena kebanyakan konsumen tidak akan beralih ke produk pesaing untuk
mengambil keuntungan dari harga yang lebih rendah.
b)
Penentuan harga defensive : dimana
perusahaan menrunkan harga produk untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Selain itu beberapa perusahaan juga menurunkan harga untuk menyerang pesaing
baru yang masuk ke dalam pasar, disebut dengan biaya predatori.
c)
Penentuan harga prestise : harga
prestise ditentukan dengan tujuan untuk memberikan kesan lini terbaik bagi
produk perusahaan. Perusahaan yang memiliki diversifikasi bauran produk akan
menggunakan strategi penetrasi harga pada beberapa produk dan penentuan harga
prestise untuk produk lainnya.
D
. Alternatif Strategi Penetapan Harga
Banyak strategi-strategi khusus yang
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga barang dan jasa, yang berasal
dari strategi pemasaran yang mereka rumuskan untuk mencapai keseluruhan sasaran
organisasi.
Menurut Sukirno (2006 : 226) ada enam strategi Penetapan harga :
(1) Penetapan
harga yang kompetitif
(2)
Menentukan harga terobosan
(3)
Menetapkan harga berdasarkan permintaan
(4)
Kepemimpinan harga
(5)
Menjual barang berkualitas dengan harga yang rendah
(6)
Kebijakan harga tinggi jangka pendek.
1) Penetapan Harga Kompetitif
Hal ini berlaku pada pasar dimana
terdapat produsen atau penjual. Dalam pasar seperti ini untuk menjual
barangnya, perusahaan harus menetapkan harga pada tingkat yang bersamaan dengan
barang yang sejenis yang dipasarkan.
2) Menentukan Harga Terobosan
Cara ini sering dipakai ketika
meluncurkan barang baru, yang menetapkan harga pada tingkat yang rendah atau
murah dengan harapan dapat memaksimalkan volume penjualan.
3) Menetapkan Harga berdasarkan Permintaan
Penentuan harga barang ini terutama
dipraktekkan oleh perusahaan jasa seperti pengangkutan Kereta Api, Jasa
Penerbangan, Restoran dan Bioskop.
misalnya,
menawarkan tiket murah untuk orang yang selalu berpergian bagi pelajar dan
orang tua yang sudah pensiun.
4) Kepemimpinan Harga
Penentuan harga seperti ini berlakun
dalam pasar barang yang bersifat oligopoli yang merupakan struktur pasar,
dimana terdapat perusahaan yang dominan yang mempunyai persaingan yang lebih
kukuh dari pada perusahaan lainya.
5) Menjual Barang berkualitas dengan Harga Rendah
Kebijakan ini dapat dilakukan oleh
perusahaan industri Manufaktur atau Hypermarket seperti Makro dan Carrefour.
Srategi penentuan harga mereka lebih menekankan kepada peningkatan volume
barang yang terjual dan bukan memperoleh keuntungan yang tinggi.
6) Kebijakan Harga Tinggi Jangka Pendek
Kebijakan Harga (Price Skimming) adalah
cara untuk menetapkan harga tinggi yang bersifat sementara, yaitu pada waktu
barang yang dihasilkan mulai dipasarkan. Pada periode itu, perusahaan belum
menghadapi persaingan dan akan menetapkan harga yang tinggi supaya pengembalian
modal dapat dipercepat.
Sedangkan menurut
Boone dan Kurtz (2002:78),”secara umum, perusahaan dapat memilih dari tiga
alternatif strategi penetapan harga: skimming,
penetrasi, dan penetapan harga kompetitif”.
1) Strategi penetapan harga skimming,
strategi ini sengaja menetapkan harga relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk-produk pesaing.
2) Strategi penetapan harga penetrasi,
menetapkan suatu harga rendah sebagai senjata
utama pemasaran. Penetapan harga penetrasi mengasumsikan bahwa menetapkan harga
di bawah harga pasar akan menarik para pembeli dan menggeser sebuah merek
pendatang.
3) Strategi penetapan harga kompetitif,
organisasi-organisasi mencoba mengurangi
tekanan persaingan harga dengan menyamakan harga dengan perusahaan lain dan
mengkonsentrasikan usaha pemasaran mereka pada elemen produk, distribusi, dan
unsur-unsur promosi.
E.
Metode Penetapan Harga
Menurut
Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price
determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan,
yaitu:
1) Metode taksiran (judgemental
method)
2) Metode berbasis pasar (market-based
pricing)
Ø Harga pasar saat ini (current market price)
Ø Harga
pesaing (competitor price)
Ø Harga pasar yang disesuaikan (adjusted
current marker price)
3) Metode berbasis biaya (cost-based
pricing)
Ø Biaya penuh plus tambahan tertentu (full
cost plus mark-up)
Ø Biaya
variabel plus tambahan tertentu (variable cos plus mark-up)
1) Metode Taksiran (Judgemental Method)
Perusahaan yang baru saja berdiri
biasanya memakai metode ini. Pnetapan harga dilakukan dengan menggunakan
instink saja walaupun market survey telah dilakukan. Biasanya metode ini
digunakn oleh para pengusaha yang tidak terbiasa dengan data statistik.
Penggunaan metode ini sangat murah karena perusahaan tidak memerlukan konsultan
untuk surveyor. Akan tetapi tingkat kekuatan prediksi sangat rendah karena
ditetapkan oleh instink.
2) Metode Berbasis Pasar (Market-Based Pricing)
Ø Harga pasar saat ini (current market price)
Metode ini dipakai apabila
perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang
lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk
yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang
didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui
profil produk baru perusahaan tersebut, seperti kualitas, rasa, dan sebagainya.
Ø Harga pesaing (competitor price)
Metode ini hampir sama dengan metode
harga pasar saat ini. Perbedaannya menetapkan harga produknya dengan
mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama
atau berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa
pasar karena
dianggap
sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu
menyaingi produk pesaing dalam hal kualitas, ketahanan, rasa, dan sebagainya.
Ø
Harga
pasar yang disesuaikan (adjusted current market price)
Penyesuaian dapat dilakukan
berdasarkan pada faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal tersebut dapat
berupa antisipasi terhadap inflasi, nilai tukar mata uang, suku bunga
perbankan, tingkat keuntungan yang diharapkan (required rate of return),
tingkat pertumbuhan ekonomi nasional atau internasional, perubahan dalam trend consumer
spendling, siklus dalam trendi dan model, perubahan cuaca, dan sebagainya.
Faktor internalnya yaitu kemungkinan kenaikan gaji dan upah, peningkatan
efisiensi produk atau operasi, peluncuran produk baru, penarikan produk lama
dari pasar, dan sebagainya.
Dengan
metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat
penyiapan anggaran dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data
sekunder. Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price
adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang
ditetapkan dalam angka indeks (persentase). Indeks 87 berarti 87/100.
3)
Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)
Ø Biaya penuh plus tambahan tertentu (full
cost plus mark-up)
Dalam metode ini budgeter harus
mengetahui berapa proyeksi full cost untuk produk tertentu. Full cost
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dan atau dibebankan sejak bahan baku
mulai diproses sampai produk jadi siap untuk dijual. Hasil penjumlahan antara full
cost dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required profit margin)
yang ditentukan oleh direktur pemasaran atau personalia yang diberikan wewenang
dalam penetapan harga, akan membentuk proyeksi harga untuk produk itu pada
tahun anggaran mendatang. Required profit margin dapat juga ditetapkan
dalam persentase. Untuk menetapkan profit, budgeter harus mengalikan full
cost dengan persentase required profit margin. Penjumlahan antara
profit dengan full cost akan menghasilkan proyeksi harga.
Ø Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable
cost plus mark-up)
Dengan metode ini budgeter
menggunakan basis variblel cost. Proyeksi harga diperoleh dengan
menambahkan mark-up laba yang diinginkan. Mark-up yang diinginkan
pada metode ini lebih tinggi dari mark-up dengan basis full cost.
Hal ini disebabkan biaya variabel selalu lebih rendah daripada full cost.
Tujuan
Penetapan Harga JuaL
v Menetapkan share pasar
v Memperoleh harga maksimum
v Memanfaatkan keuntungan
v Mempromosikan produk
v Mencapai keuntungan yang ditargetkan
v
Mencapai
hasil penerimaan penjualan maksimum
Menetapkan
Share Pasar
Dilakukan
perusahaan karena perkiraan tingkat keuntungan akan meningkat pada masa yang
akan datang.
Kenaikan tingkan
keuntungan pada masa yang akan datang
akan tercapai apabila :
õ Dapat
meningkatkan produksi
õ Dapat
meningkatkan omset penjualan
õ Dapat menetapkan harga yang rendah agar
menarik pembeli dan yang dapat mendesak para pesaing
Memperoleh
harga maksimum
Cara untuk memperoleh harga maksimum
yaitu dengan cara menentukan tingkat harga total hasil penerimaan penjualan
produk dan total biaya
Memanfaatkan
keuntungan
Perusahaan mengambil manfaat
memperoleh suara keuntungan untuk membayar produknya dengan harga tinggi.
Tujuan
ini akan tercapai apabila :
q Harga yang tinggi diimbangi dengan mutu produk
yang baik
q Adanya pembeli produk yang besar dengan
permintaan dan elastis
q Biaya produksi dan distribusi persatuan tidak
terlalu tinggi
q
Tidak
timbul pesaing baru
Mempromosikan
Produk
Perusahaan
menetapkan harga khusus yang rendah dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan
prduk
Mencapai
Keuntungan Yang Ditargetkan
Perusahaan
menetapkan harga produk tertentu untuk mencapai Rate of Return, dengan kata
lain perusahaan menetapkan harga
produknya dengan tujuan sebagai berikut :
Ø Mencapai rentabilitas
Ø Meraih Rate of Return
Ø Meningkatkan volome penjualan
Ø Mendapatkan laba maksimum
Ø Mendapatkan share pasar
Ø Meningkatkan laba saham pasaran
Ø Mempromosikan penjualan produk
menstabilkan harga, permintaan dan penawaran
Mencapai Hasil
Penerimaan Penjualan Maksimum
Maksud perusahaan
menetapkan harga produknya adalah untuk memaksimumkan penerimaan penjualan pada
masa itu.
Tujuan ini dapat
tercapai dengan melaksanakan kombinasi harga dan kuantitas produk yang benar
Unsur-
Unsur Pembiayaan Dan Laba
1.
Harga
pembelian barang
- Harga beli
- Biaya pengangkutan & penutupan asuransi (jika ada)
2.
Biaya
pemeliharaan atau perawatan
3.
Biaya
lain lain. Misalnya : biaya pengiriman, biaya penyusutan, biaya pembungkusan
kembali, dsb
4.
Perkiraan
laba atau keuntungan
Tujuan
Penetapan Harga Pokok Barang Dagang
Sebagai pedoman dalam menetapkan harga jual
Sebagai alat evaluasi atas efisiensi proses
produksi
Sebagai alat bantu managemen dalam menetapkan
neraca dan daftar rugi/ laba
Rumus
Kalkulasi Harga Barang Dagang
Harga Jual
= Harga Beli + Biaya Eksploitasi + laba yang diharapkan
Contoh
Soal Kalkulasi Harga Barang Dagang
Soal
!
Biaya
produksi 100 barang “A” adalah :
Ø Biaya
Bahan Rp. 2.500.000,-
Ø Biaya
Tenaga Kerja Rp. 1.000.000,-
Ø Biaya
Sewa Gedung Rp. 200.000,-
Apabila
diinginkan laba 20% Berapakah harga jual barang “A” (per unit)
Jawaban
:
Harga
jual = harga beli + biaya eksploitasi + laba
Harga
Jual =Rp. 2.500.000,- + Rp. 1.000.000,- + Rp. 200.000,- + 20%
=Rp.3.700.000,-
+ Rp 740.000,-
=Rp.4.440.000,-
/100 unit
=Rp.
44.400,- /unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar