Kamis, 20 Maret 2014

Harga Jual



HARGA JUAL


Ø Pengertian Harga Jual

            Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal.
·        Hansen dan Mowen (2001:633) mendefinisikan “harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.
·        Menurut Mulyadi (2001:78) “pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up”.

            Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Ø Sasaran Penetapan Harga Jual

            Para pemasar berusaha untuk mencapai sasaran tertentu melalui komponen-komponen penetapan harga. Beberapa perusahaan mencoba untuk meningkatkan keuntungan dengan menetapkan harga rendah untuk menarik bisnis baru. Menurut Boone dan Kurtz (2002:70).
 Ada empat kategori dasar atau sasaran penetapan haga, yaitu:
            1) Profitabilitas
            2) Volume
            3) Tingkat kompetisi
            4) Pretise

1)    Sasaran profitabilitas

            Sebagian besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas dalam strategi penetapan harganya. Para pemasar mengerti bahwa laba diperoleh dari selisih pendapatan dan beban. Dan juga pendapatan merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual. Berbagai teori ekonomi mendasari prinsip maksimalisasi keuntungan (profit maximization). Akan tetapi pada kenyatannya prinsip ini masih sulit diterapkan. Maka banyak perusahaan beralih pada sasaran profitabilitas yang lebih sederhana, yaitu Target Return Goal, dimana perusahaan menetapkan harga dengan tingkat profitabilitas yang diinginkan sebagai pengembalian finansial atas penjualan ataupun investasi.

2)    Sasaran volume

            Pendekatan yang lain dalam strategi penetapan harga disebut maksimalisasi penjualan (sales maximization), para manajer menetapkan tingkat minimum profitabilitas yang dapat diterima dan kemudian menetapkan harga yang akan mengahasilkan volume penjualan tertinggi tanpa menyebabkan laba turun di bawah level itu. Strategi ini memandang ekspansi penjualan sebagai suatu prioritas yang lebih penting bagi posisi persaingan jangka panjang perusahaan daripada laba jangka pendek.

3)    Tingkat Kompetisi

            Sasaran penetapan harga ini hanyalah untuk menyamakan harga dengan pesaing. Jadi perusahaan berusaha untuk menghindari perang harga dengan tidak menekankan elemen harga dari bauran pemasaran dan memfokuskan usaha persaingannya pada variabel selain harga seperti menambah nilai, meningkatkan kualitas, mendidik konsumen, dan menciptakan hubungan. Pengaruh harga pada prestise membuat sebuah harga menjadi relatif tinggi untuk mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas dan eksklusivitas. Para pemasar menetapkan sasaran tersebut karena mereka mengakui peran harga dalam mengkomunikasikan citra suatu perusahaan dan produk-produknya.

Ø Strategi Penentuan Harga Jual

            Harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba. Perusahaan menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu biaya produksi, suplai persediaan, dan harga persaingan.

v  Penentuan harga berdasarkan biaya produksi

            Pada strategi ini, perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan. Jika metode ini digunakan, perusahaan harus mencatat semua biaya yang melengkapi produksi sebuah produk dan diupayakan agar harga tersebut dapat menutupi semua biaya tersebut. Sebuah strategi harga harus menghitung skala ekonomis. Bagi produk atau jasa yang berada di dalam skala ekonomis, harga harus cukup rendah agar dapat mencapai volume tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi mengalami penurunan.
v  Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan

            Pada umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus mengurangi persediaan.



v  Penentuan harga berdasarkan harga pesaing

            Penentuan harga berdasarkan harga pesaing dibagi atas tiga yaitu :
a) Penentuan harga penetrasi : dimana perusahaan menentukan harga yang lebih rendah          dari harga pesaing agar dapat menembus pasar. Keberhasilan penentuan harga penetrasi tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga dan juga perusahaan tidak perlu menggunakan strategi ini bila produknya tidak elastis terhadap harga karena kebanyakan konsumen tidak akan beralih ke produk pesaing untuk mengambil keuntungan dari harga yang lebih rendah.
    
b) Penentuan harga defensive : dimana perusahaan menrunkan harga produk untuk           mempertahankan pangsa pasarnya. Selain itu beberapa perusahaan juga menurunkan harga untuk menyerang pesaing baru yang masuk ke dalam pasar, disebut dengan biaya predatori.

c) Penentuan harga prestise  :  harga prestise ditentukan dengan tujuan untuk memberikan kesan lini terbaik bagi produk perusahaan. Perusahaan yang memiliki diversifikasi bauran produk akan menggunakan strategi penetrasi harga pada beberapa produk dan penentuan harga prestise untuk produk lainnya.

D . Alternatif Strategi Penetapan Harga
           
            Banyak strategi-strategi khusus yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga barang dan jasa, yang berasal dari strategi pemasaran yang mereka rumuskan untuk mencapai keseluruhan sasaran organisasi.
Menurut Sukirno (2006 : 226) ada enam strategi Penetapan harga :
(1) Penetapan harga yang kompetitif
(2) Menentukan harga terobosan
(3) Menetapkan harga berdasarkan permintaan
(4) Kepemimpinan harga
(5) Menjual barang berkualitas dengan harga yang rendah
(6) Kebijakan harga tinggi jangka pendek.

1) Penetapan Harga Kompetitif
            Hal ini berlaku pada pasar dimana terdapat produsen atau penjual. Dalam pasar seperti ini untuk menjual barangnya, perusahaan harus menetapkan harga pada tingkat yang bersamaan dengan barang yang sejenis yang dipasarkan.
2) Menentukan Harga Terobosan
            Cara ini sering dipakai ketika meluncurkan barang baru, yang menetapkan harga pada tingkat yang rendah atau murah dengan harapan dapat memaksimalkan volume penjualan.
3) Menetapkan Harga berdasarkan Permintaan
            Penentuan harga barang ini terutama dipraktekkan oleh perusahaan jasa seperti pengangkutan Kereta Api, Jasa Penerbangan, Restoran dan Bioskop.
misalnya, menawarkan tiket murah untuk orang yang selalu berpergian bagi pelajar dan orang tua yang sudah pensiun.
4) Kepemimpinan Harga
            Penentuan harga seperti ini berlakun dalam pasar barang yang bersifat oligopoli yang merupakan struktur pasar, dimana terdapat perusahaan yang dominan yang mempunyai persaingan yang lebih kukuh dari pada perusahaan lainya.
5) Menjual Barang berkualitas dengan Harga Rendah
            Kebijakan ini dapat dilakukan oleh perusahaan industri Manufaktur atau Hypermarket seperti Makro dan Carrefour. Srategi penentuan harga mereka lebih menekankan kepada peningkatan volume barang yang terjual dan bukan memperoleh keuntungan yang tinggi.
6) Kebijakan Harga Tinggi Jangka Pendek
            Kebijakan Harga (Price Skimming) adalah cara untuk menetapkan harga tinggi yang bersifat sementara, yaitu pada waktu barang yang dihasilkan mulai dipasarkan. Pada periode itu, perusahaan belum menghadapi persaingan dan akan menetapkan harga yang tinggi supaya pengembalian modal dapat dipercepat.

            Sedangkan menurut Boone dan Kurtz (2002:78),”secara umum, perusahaan dapat memilih dari tiga alternatif strategi penetapan harga: skimming, penetrasi, dan penetapan harga kompetitif”.
1) Strategi penetapan harga skimming, strategi ini sengaja menetapkan harga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk-produk pesaing.
2) Strategi penetapan harga penetrasi, menetapkan suatu harga rendah sebagai senjata utama pemasaran. Penetapan harga penetrasi mengasumsikan bahwa menetapkan harga di bawah harga pasar akan menarik para pembeli dan menggeser sebuah merek pendatang.
3) Strategi penetapan harga kompetitif, organisasi-organisasi mencoba mengurangi tekanan persaingan harga dengan menyamakan harga dengan perusahaan lain dan mengkonsentrasikan usaha pemasaran mereka pada elemen produk, distribusi, dan unsur-unsur promosi.

E. Metode Penetapan Harga
            Menurut Herman (2006:175) ada beberapa metode penetapan harga (methods of price determination) yang dapat dilakukan budgeter dalam perusahaan, yaitu:
            1) Metode taksiran (judgemental method)
            2) Metode berbasis pasar (market-based pricing)
Ø  Harga pasar saat ini (current market price)
Ø   Harga pesaing (competitor price)
Ø  Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current marker price)
            3) Metode berbasis biaya (cost-based pricing)
Ø  Biaya penuh plus tambahan tertentu (full cost plus mark-up)
Ø   Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable cos plus mark-up)


1) Metode Taksiran (Judgemental Method)

            Perusahaan yang baru saja berdiri biasanya memakai metode ini. Pnetapan harga dilakukan dengan menggunakan instink saja walaupun market survey telah dilakukan. Biasanya metode ini digunakn oleh para pengusaha yang tidak terbiasa dengan data statistik. Penggunaan metode ini sangat murah karena perusahaan tidak memerlukan konsultan untuk surveyor. Akan tetapi tingkat kekuatan prediksi sangat rendah karena ditetapkan oleh instink.

2) Metode Berbasis Pasar (Market-Based Pricing)
Ø  Harga pasar saat ini (current market price)

            Metode ini dipakai apabila perusahaan mengeluarkan produk baru, yaitu hasil modifikasi dari produk yang lama. Perusahaan akan menetapkan produk baru tersebut seharga dengan produk yang lama. Penggunaan metode ini murah dan cepat. Akan tetapi pangsa pasar yang didapat pada tahun pertama relatif kecil karena konsumen belum mengetahui profil produk baru perusahaan tersebut, seperti kualitas, rasa, dan sebagainya.

Ø  Harga pesaing (competitor price)

            Metode ini hampir sama dengan metode harga pasar saat ini. Perbedaannya menetapkan harga produknya dengan mereplikasi langsung harga produk perusahaan saingannya untuk produk yang sama atau berkaitan. Dengan metode perusahaan berpotensi mengalami kehilangan pangsa pasar karena
dianggap sebagai pemalsu. Ini dapat terjadi apabila produk perusahaan tidak mampu menyaingi produk pesaing dalam hal kualitas, ketahanan, rasa, dan sebagainya.

Ø  Harga pasar yang disesuaikan (adjusted current market price)

            Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan pada faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal tersebut dapat berupa antisipasi terhadap inflasi, nilai tukar mata uang, suku bunga perbankan, tingkat keuntungan yang diharapkan (required rate of return), tingkat pertumbuhan ekonomi nasional atau internasional, perubahan dalam trend consumer spendling, siklus dalam trendi dan model, perubahan cuaca, dan sebagainya. Faktor internalnya yaitu kemungkinan kenaikan gaji dan upah, peningkatan efisiensi produk atau operasi, peluncuran produk baru, penarikan produk lama dari pasar, dan sebagainya.
Dengan metode ini, perusahaan mengidentifikasi harga pasar yang berlaku pada saat penyiapan anggaran dengan melakukan survey pasar atau memperoleh data sekunder. Harga yang berlaku tersebut dikalikan dengan penyesuaian (price adjustment) setelah mempertimbangkan faktor internal dan eksternal yang ditetapkan dalam angka indeks (persentase). Indeks 87 berarti 87/100.

3) Metode Berbasis Biaya (Cost-Based Pricing)
Ø  Biaya penuh plus tambahan tertentu (full cost plus mark-up)

            Dalam metode ini budgeter harus mengetahui berapa proyeksi full cost untuk produk tertentu. Full cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dan atau dibebankan sejak bahan baku mulai diproses sampai produk jadi siap untuk dijual. Hasil penjumlahan antara full cost dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (required profit margin) yang ditentukan oleh direktur pemasaran atau personalia yang diberikan wewenang dalam penetapan harga, akan membentuk proyeksi harga untuk produk itu pada tahun anggaran mendatang. Required profit margin dapat juga ditetapkan dalam persentase. Untuk menetapkan profit, budgeter harus mengalikan full cost dengan persentase required profit margin. Penjumlahan antara profit dengan full cost akan menghasilkan proyeksi harga.

Ø  Biaya variabel plus tambahan tertentu (variable cost plus mark-up)

            Dengan metode ini budgeter menggunakan basis variblel cost. Proyeksi harga diperoleh dengan menambahkan mark-up laba yang diinginkan. Mark-up yang diinginkan pada metode ini lebih tinggi dari mark-up dengan basis full cost. Hal ini disebabkan biaya variabel selalu lebih rendah daripada full cost.


Tujuan Penetapan Harga JuaL

v  Menetapkan share pasar
v  Memperoleh harga maksimum
v  Memanfaatkan keuntungan
v  Mempromosikan produk
v  Mencapai keuntungan yang ditargetkan
v  Mencapai hasil penerimaan penjualan maksimum

Menetapkan Share Pasar

Dilakukan perusahaan karena perkiraan tingkat keuntungan akan meningkat pada masa yang akan datang.
Kenaikan tingkan keuntungan pada masa yang akan datang  akan tercapai apabila :
õ   Dapat meningkatkan produksi
õ   Dapat meningkatkan omset penjualan
õ  Dapat menetapkan harga yang rendah agar menarik pembeli dan yang dapat mendesak para pesaing

Memperoleh harga maksimum

Cara untuk memperoleh harga maksimum yaitu dengan cara menentukan tingkat harga total hasil penerimaan penjualan produk dan total biaya

Memanfaatkan keuntungan

Perusahaan mengambil manfaat memperoleh suara keuntungan untuk membayar produknya dengan harga tinggi.
Tujuan ini akan tercapai apabila :
q  Harga yang tinggi diimbangi dengan mutu produk yang baik
q  Adanya pembeli produk yang besar dengan permintaan dan elastis
q  Biaya produksi dan distribusi persatuan tidak terlalu tinggi
q  Tidak timbul pesaing baru


Mempromosikan Produk
Perusahaan menetapkan harga khusus yang rendah dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan prduk
Mencapai Keuntungan Yang Ditargetkan
Perusahaan menetapkan harga produk tertentu untuk mencapai Rate of Return, dengan kata lain perusahaan menetapkan  harga produknya dengan tujuan sebagai berikut :
Ø  Mencapai rentabilitas
Ø  Meraih Rate of Return
Ø  Meningkatkan volome penjualan
Ø  Mendapatkan laba maksimum
Ø  Mendapatkan share pasar
Ø  Meningkatkan laba saham pasaran
Ø  Mempromosikan penjualan produk menstabilkan harga, permintaan dan penawaran
Mencapai Hasil Penerimaan Penjualan Maksimum
Maksud perusahaan menetapkan harga produknya adalah untuk memaksimumkan penerimaan penjualan pada masa itu.
Tujuan ini dapat tercapai dengan melaksanakan kombinasi harga dan kuantitas produk yang benar
Unsur- Unsur Pembiayaan Dan Laba

1.      Harga pembelian barang
    1. Harga beli
    2. Biaya pengangkutan & penutupan asuransi (jika ada)
2.      Biaya pemeliharaan atau perawatan
3.      Biaya lain lain. Misalnya : biaya pengiriman, biaya penyusutan, biaya pembungkusan kembali, dsb
4.      Perkiraan laba atau keuntungan

Tujuan Penetapan Harga Pokok Barang Dagang
 Sebagai pedoman dalam menetapkan harga jual
 Sebagai alat evaluasi atas efisiensi proses produksi
 Sebagai alat bantu managemen dalam menetapkan neraca dan daftar rugi/ laba



Rumus Kalkulasi Harga Barang Dagang

Harga Jual = Harga Beli + Biaya Eksploitasi + laba yang diharapkan

Contoh Soal Kalkulasi Harga Barang Dagang

Soal !
Biaya produksi 100 barang “A” adalah :
Ø   Biaya Bahan               Rp. 2.500.000,-
Ø   Biaya Tenaga Kerja    Rp. 1.000.000,-
Ø   Biaya Sewa Gedung   Rp. 200.000,-
Apabila diinginkan laba 20% Berapakah harga jual barang “A” (per unit)

Jawaban :
Harga jual = harga beli + biaya eksploitasi + laba
Harga Jual =Rp. 2.500.000,- + Rp. 1.000.000,- + Rp. 200.000,- + 20%
=Rp.3.700.000,- + Rp 740.000,-
=Rp.4.440.000,- /100 unit
=Rp. 44.400,- /unit.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar